Berdasarkan aswering machine yang diberikan oleh Gemini pada saat postingan ini dibuat, saat kita memasukkan prompter berikut, "pendekatan coaching dalam melakukan refleksi pembelajaran", kita akan menemukan beberapa jawaban sebagai berikut.
Pendekatan coaching dalam refleksi pembelajaran adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu. Coaching dapat membantu guru dan murid untuk: Meningkatkan kualitas pengajaran, Mengembangkan kompetensi diri, Menjadi otonom, Memperkuat hubungan antara guru dan murid.
Dalam coaching, guru (coach) berperan sebagai rekan berpikir bagi murid (coachee) untuk membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Beberapa prinsip coaching yang dapat diterapkan adalah:
- Fokus pada coachee
- Bersikap terbuka dan ingin tahu
- Memiliki kesadaran diri yang kuat
- Mampu melihat peluang baru dan masa depan
- Membangun kemitraan yang setara
- Mendorong coachee untuk fokus pada solusi
Salah satu model coaching yang dapat digunakan dalam kurikulum merdeka adalah model TIRTA. Model TIRTA merupakan singkatan dari: T: Merumuskan tujuan, I: Mengidentifikasi, R: Menyusun rencana aksi, TA: Tanggung jawab.
Pendekatan coaching dibuat untuk membantu guru dalam menghadapi tantangan perubahan di dunia pendidikan. Coaching berarti proses kolaborasi yang fokus pada solusi, orientasi pada hasil upaya dalam pengembangan diri, pertumbuhan pribadi guru maupun siswa.
Metode coaching ini sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi, karena siswa akan dibebaskan dalam memenuhi kebutuhan belajarnya. Sebagai seorang pendidik yang harus bisa mendampingi dan menuntun siswa ke arah kebaikannya di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. Metode coaching ini sangat cocok untuk digunakan.
Sedangkan, dalam pendidikan coaching ini berarti sebuah komunikasi pembelajaran antara siswa dalam upaya pengembangan diri gitu, yang dilakukan secara kolaboratif untuk membantu siswa mencapai tujuan hidupnya. Tidak hanya itu, metode coaching ini juga bisa digunakan untuk guru dan rekan sejawatnya. Dalam hal ini coaching berarti sebuah komunikasi pembelajaran menggunakan paradigma berpikir among, di mana guru coachee dengan guru yang menjadi coach dianggap sebagai mitra yang memiliki kedudukan yang sama. Tidak ada guru yang lebih pandai dan sebaliknya.
Tujuan metode coaching untuk rekan sejawat adalah untuk mengembangkan kompetensi guru dengan paradigma berpikir yang fokus pada coachee atau rekan sejawat yang dikembangkan. Dengan sikap terbuka dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu melihat peluang baru.
Selain memiliki tujuan yang jelas, metode coaching ini juga memiliki beberapa prinsip utama, ada pun 3 prinsip coaching di bawah ini :
- Prinsip kemitraan
- Proses kreatif
- Memaksimalkan potensi
Dalam proses pendekatan coaching ada beberapa hal yang harus dipahami coach, tentang kompetensi yang dimiliki coachee. Seperti di bawah ini :
- Kompetensi dan kehadiran penuh (presence)
- Mendengarkan aktif dan harus bebas dari asumsi
- Coach harus melabeli dan mengasosiasi coachee
- Mengajukan pertanyaan yang berbobot pada coachee
Dalam pelaksanaan paradigma berpikir, metode coaching ini sangat diperlukan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Supervisi akademik adalah sebuah kegiatan untuk memastikan pembelajaran yang disampaikan oleh gitu, sudah sesuai dengan peraturan pemerintah dan harus berpihak sepenuhnya pada murid. Selain itu supervisi akademik juga harus menunjang perkembangan diri guru.
Dalam supervisi akademik ini memiliki istilah supervisor yakni kepala sekolah, guru senior dan rekan sejawat. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam membangun percakapan yang memberdayakan. Dalam upaya peningkatan kompetensi guru, ada 4 jenis percakapan yang bisa diterapkan oleh supervisor, seperti di bawah ini :
- Percakapan Perencanaan; Percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee sebelum coachee memulai sebuah kegiatan pembelajaran.
- Percakapan Pemecahan Masalah; Percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee di saat coachee mendapatkan permasalahan saat melaksanakan pembelajaran atau tugasnya sebagai coachee.
- Percakapan untuk Refleksi; Sebuah percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee setelah melakukan aktivitas, coachee yang baru saja melaksanakan tugas dan kegiatannya. Coachee membutuhkan refleksi untuk kembali mengembalikan semangatnya.
- Percakapan Kalibrasi; Sebuah percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee dalam melakukan analisis, evaluasi dan penilaian. Dalam hal ini coach akan menerima kritik dan saran dari coachee untuk melakukan penyesuaian ulang.