Hewan yang habitatnya di air memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding dengan lingkungannya. Massa jenis hewan yang kecil memberikan gaya angkat yang besar di dalam zat cair sehingga hewan-hewan air dapat melayang-layang dan bergerak dengan bebas di dalam air dengan mengeluarkan sedikit energi. Sebagian besar hewan air memiliki bentuk tubuh seperti torpedo.
Hal ini berguna untuk memudahkan hewan meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan saat berada di dalam air, misalnya pada ikan. Jika diamati ikan selalu mengeluarkan gelembung-gelembung udara ketika berenang. Hal ini bertujuan untuk mengatur gerakan tubuh ikan naik dan turun di dalam air. Tulang belakang dan otot-otot kan bersifat fleksibel yang berguna untuk mendorong tubuh ikan ketika bergerak di dalam air.
Sistem gerak hewan udara tentu juga berbeda dengan sistem gerak hewan air. Hewan udara bergerak bebas di udara dengan cara terbang, contohnya burung. Burung memiliki bulu, tulang yang kecil dan berongga. Burung juga memiliki sepasang kaki yang dilengkapi cakar untuk menopang tubuh dan berjalan. Ada pula sayap yang berfungsi untuk terbang. Burung tersusun dari rangka yang ringan tetapi kuat, tulang dada, dan juga otot.
Rangka sayap yang ringan memberikan gaya angkat yang besar. Sayap burung berbentuk airfoil sehingga menyebabkan udara pada bagian atas sayap lebih cepat mengalir dibandingkan pada bagian bawah sayap. Pada saat burung mengepakkan sayapnya, udara akan mengalir ke bawah dan menghasilkan gaya angkat sayap sehingga burung akan terdorong untuk bergerak ke atas.
Secara umum, sistem gerak hewan darat memiliki tulang dan otot yang kuat. Otot dan tulang tersebut berguna untuk mengatasi gaya inersia yang dimiliki oleh hewan. Gajah memiliki massa tubuh inersia yang nilainya juga besar. Inersia adalah kecenderungan tubuh untuk diam. Adanya perbedaan struktur tulang dan otot pada hewan menyebabkan hewan tersebut dapat bergerak lebih lincah dibanding hewan lainnya. Contohnya kijang dan cheetah memiliki kaki yang sangat ramping dan bersifat elastis, otot, dan tulang yang sangat kuat sehingga dapat bergerak dengan cepat.
Sistem Gerak pada Hewan Vertebrata
Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua, yaitu hewan yang bertulang belakang (vertebrata) dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata). Sistem gerak yang terdapat pada vertebrata dan invertebrata memiliki fungsi yang sama, yaitu berhubungan dengan bentuk rangka tubuh hewan. Ayo pelajari sistem gerak pada hewan vertebrata berikut ini.
1. Sistem Gerak Ikan
Ikan memiliki sirip yang berfungsi membantu ikan bergerak ke berbagai arah di dalam air. Sirip ikan berpasangan, terletak di bagian dada, perut, dan di sekitar anus. Adapun sirippunggung berfungsi untuk pertahanan diri. Tulang ikan memanjang dari belakang kepala sampai ke ekor. Dari tulang punggung tumbuh tulang-tulang kecil yang jumlah dan percabangan antara satu jenis ikan dengan ikan lain berbeda. Tulang-tulang kecil disebut duri. Tulang kepala melindungi otak yang memanjang membentuk sumsum tulang belakang yang dilindungi oleh tulang belakang. Gerakan ikan dikendalikan oleh gurat sisi yang memanjang sepanjang tulang punggung.
Bagian-bagian sistem gerak pada ikan.
2. Sistem Gerak Reptil
Jenis hewan reptil bermacam-macam. Salah satu contohnya adalah ular. Ular tidak memiliki kaki. Gerakannya ditentukan oleh perkembangan rangka, otot, dan sisik kulitnya. Ular memiliki ruas-ruas tulang belakang yang melekat pada tulang rusuk. Ruas-ruas tulang merupakan tempat melekatnya otot rangka. Selain bekerja pada tulang, otot juga bekerja pada kulit sehingga menyebabkan sisik mengembang dan memendek. Kerja sama antara otot tulang dan kulit menyebabkan ular dapat bergerak.
3. Sistem Gerak Burung
Burung dapat terbang bebas di udara karena memiliki sayap dan rangka tulang yang mendukung. Bentuk sayap burung memiliki susunan rangka yang ringan tetapi kuat, Selain itu, burung juga diperkuat oleh tulang dada dan otot-otot yang kuat.
Hangka yang kuat berguna sebagai tempat molekatnya otot dada sehingga msmberi kekuatan pada saat terbang. Solain itu, untuk menopang otot-otot kaki pada saat berjalan. Ekor momborikan tambahan untuk naik dan mengendalikan gerakan burung pada saat terbang.
Sistem gerak pada burung.
4. Sistem Gerak Amfibi
Amfibi memiliki sendi baik itu di lutut, bahu, siku, pinggul, pergelangan kaki, dan tangan. Sendi ini memudahkan hewan amfibi seperti katak untuk melompat. Konstruksi tulang katak, yaitu terdiri dari tulang badan, tulang anggota gerak, dan tulang tengkorak (tulang kepala). Bentuk tulang kepala katak berukuran kecil dan hanya merniliki sedikit tulang, Hal ini menyebabkan tulang kepala katak sangat ringan tetapi kuat. Selain itu, postur badan katak juga ditopang oleh tulang belakang yang dapat menahan berat tubuh bagian belakang dan bagian depan katak.
Sistem gerak pada katak.
Katak memiliki kaki yang panjang bagian belakang dan pendek bagian depan. Tulang telapak kaki belakang dan kaki depan berhubungan dengan jari-jari kaki. Setiap jari-jari kaki terdapat selaput tipis untuk berenang di air.
5. Sistem Gerak Mamalia
Mamalia merupakan hewan menyusui. Mamalia hidup di berbagai jenis habitat, ada yang hidup di air, di darat, dan di udara. Salah satu contoh mamalia yang hidup di darat, yaitu kuda. Kuda memiliki tulang kokoh dan kuat untuk menopang tubuhnya. Otot-ototnya yang elastis dan kuat terhubung dengan tulang-tulangnya, menyebabkan kuda dapat berlari sangat kencang dibandingkan mamalia yang lain.
Pada saat kuda bergerak, maka kaki kuda paling belakang memberikan dorongan agar kuda dapat maju ke arah depan. Kencang atau lambatnya kuda berlari tergantung pada kuat atau lemahnya saat kaki belakang memberikan gerakan pada kaki belakangnya.
Sistem Gerak Kuda
Sistem Gerak Kelinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar