Senin, 08 Maret 2021

Lingkungan Sahabat Kita

 

Manusia memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dikarenakan lingkungan memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat erat. Lingkungan dapat memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian juga kehidupan manusia akan memengaruhi lingkungan tempat hidupnya.

Beberapa faktor lingkungan, seperti tanah, iklim, topografi, dan sumber daya alam dapat menjadi pengaruh bagi sifat serta perilaku manusia. Lingkungan merupakan salah satu unsur yang memengaruhi kehidupan manusia. Begitu juga sebaliknya, manusia dapat memengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.

Lingkungan Sehat, Masyarakat pun Sehat

Pemanasan bumi dan perubahan iklim adalah sebuah kenyataan yang sudah kita rasakan beberapa dekade ini. Tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia yang merupakan corong kemajuan ekonomi dan peradaban, namun juga tidak ketinggalan di kota-kota kecil yang semula berudara sejuk pun mulai terasa semakin panas. Perusakan dan kerusakan lingkungan hidup terjadi secara kuat dan terus-menerus tiada henti. Tidak hanya di daratan, tetapi pencemaran juga terjadi di udara dan lautan.

Pembuangan limbah-limbah hasil industri dan limbah rumah sakit, asap kendaraan yang mengandung emisi gas buang berbahaya, dan asap rokok merupakan cohtoh yang mendukung terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Selain itu, kebakaran dan pembakaran hutan serta lahan, pembalakan liar, pembuangan sampah secara sembarangan, serta pembuangan limbah industri yang merupakan aspek lingkungan juga dapat merusak lingkungan hidup.

Lingkungan yang kita miliki adalati anugerah dari Tuhan, namun kita telah merusaknya secara sengaja atau tidak sengaja, secara sadaratau tidak sadar. Padahal, kita telah diberikan alam yang indah, lautan yang bersih, dan udara yang sejuk, namun semuanya rusak karena ulah manusia sendiri.

Penyakit Berbasis Lingkungan

Kesehatan lingkungan sangat terkait dengan status kesehatan masyarakat. Sementara itu, status kesehatan masyarakat merupakan sebuah indikator bagi kesehatan dalam suatu negara. Hasil dari ketidakseimbangan dan kerusakan lingkungan hidup tidak hanya menimbulkan panas bumi yang luar biasa, tetapi terkait pula dengan aspek kesehatan masyarakat. Bagaimana mungkin kita dapat hidup sehat dengan lingkungan yang tidak mendukung kesehatan? Ketidakseimbangan lingkungan memunculkan banyak sekali penyakit pada unsur lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan adalah suatu kondisi berupa kelainan fungsi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu di sekitarnya yang memiliki potensi penyakit.

Kesehatan lingkungan dan perilaku manusia merupakan dua faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat. Komponen perilaku dan komponen kesehatan lingkungan ini merupakan dua faktor yang paling memungkinkan untuk diintervensi. Oleh karena itu, hal ini menjadi tolak ukur berbagai tindakan peningkatan dan pencegahan pada mayoritas masalah penyakit dan masalah kesehatan.

Berdasarkan berbagai data dan laporan, saat ini penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Infeksi Saluran Pernapasan. Akut (ISPA) dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampirseluruh puskesmasdi Indonesia. Selain ISPA, ada juga penyakit malaria, demam berdarah dengue (DBD), filariasis, TB paru, cacingan, penyakit kulit, keracunan, dan keluhan akibat lingkungan kerja yang buruk.

Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan   Pendente penyakit filariasis atau disebabkan oleh faktor lingkungan serta perilaku hidup   PenXakit ksiki aajah. bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan aspek

sanitasi, tingginya angka penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat, pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah, air, da,n udara.

Pemerintah telah membuat Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997. Pasal 15 UU Nomor 23 Tahun 1997 menyebutkan bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

Undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup tersebut telah terurai dengan jelas mengenai tata pengelolaan lingkungan. Namun, pada praktiknya dapat kita lihat begitu banyak pelanggaran yang terjadi tidak hanya untuk kepentingan industri. Akan tetapi, juga kepentingan pertanian, pembangunan akses jalan dan infrastruktur, pengembangan perumahan dan permukiman, kepentingan perkebunan, kepentingan rumah sakit, kepentingan pribadi, dan Iain-Iain.

Kita seharusnya menyadari bahwa lingkungan hidup saat ini telah rusak. Kita perlu melakukan perbaikah. Hal yang paling utama, yaitu perbaikan manusia karena manusia mempunyai andil paling besarterhadap lingkungan. Oleh karena itu, wawasan terhadap pengelolaan dan kesehatan lingkungan pun harus diperluas. Perlu juga dilakukan perbaikan terhadap lingkungan. Misalnya, dengan penghijauan kembali, mengganti pemakaian bahan kimia atau bahan beracun lainnya dengan bahan organik, dan menggunakan bahan bakaryang sesuai dengan prosedur. Lingkungan boleh saja diubah bentuknya, namun kelestariannya harus tetap terjaga dan seimbang.

Kelestarian fungsi lingkungan hidup menjadi tumpuan masyarakat untuk memastikan terjaganya kesehatan. Proses penyembuhan sebuah penyakit yang akhir-akhir ini semakin sulit dilakukan, menuntut kesadaran yang tinggi dari masyarakat bahwa penyebab semua itu adalah rusaknya lingkungan hidup. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat yang akan terkena dampak menjadi penting-dalam proses analisis mengenai dampak lingkungan.

Kita dapat mulai menciptakan lingkungan sehat dari hal-hal kecil dan sederhana, seperti mengurangi pemakaian kantong plastik ketika berbelanja, mengurangi penggunaan kemasan styrofoam, dan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, kita dapat menggunakan air bersih untuk kegiatan rumah tanjgga, melakukan penghijauan, dan membersihkan lingkungan di sekitar kita.

Jika perlu, kita dapat melakukan perbaikan sanitasi lingkungan dengan cara sederhana. Misalnya, menguras air di bak mandi minimal sekali dalam seminggu, menanam barang-barang yang tidak terpakai, tidak menumpuk sampah dan segera membuangnya, menerapkan pola hidup sehat bagi keluarga, serta selalu mehgonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Mari, kita ciptakan lingkungan sehat demi menjaga kesehatan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar