Senin, 15 Februari 2021

Bhinneka Tunggal Ika

 

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Diartikan dalam satu persatu kata, yaitu Bhinneka yang berarti beraneka ragam, diambil dari kata neka dalam bahasa Sansekerta yaitu macam. 

Kata tunggal yang memiliki arti satu dan ika yang berarti itu. Jadi secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika adalah beraneka ragam satu itu yang bermakna walaupun beraneka ragam tetapi bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini menggambarkan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, bahasa, ras dan agama mampu menjaga persatuan dalam persaudaraan bangsa dan negara.

Indonesia terdiri atas berbagai suku. Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan dapat dilihat dari suku, ras, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Semua bersatu dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". 

Adapun perbedaan bukan menjadi penghalang untuk bersatu dalam masyarakat Indonesia. Persatuan di tengah perbedaan telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Perbedaan tersebut merupakan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Sesuai dengan artinya yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu, hal tersebut sangat menggambarkan keadaan Indonesia. Dimana negara ini memiliki banyak pulau yang terpisah, memiliki warga yang berbeda-beda dalam kepercayaan, ras, suku dan bahasa tetapi tetap satu Indonesia.

Perbedaan merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dijaga. Satu di antara perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki budaya masing-masing. Sebagai bangsa yang terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, kita harus menjaga keragaman tersebut. Adapun keragaman tersebut terlihat jelas dalam unsur-unsumya. 


Berikut ini beberapa hal yang dapat membedakan antarsuku bangsa, antara lain:

1. Adat Istiadat

Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat tertentu, meliputi upacara dan kebiasaan-kebiasaan lain. Kebiasaan-kebiasaan tersebut sudah dijalankan secara turun-temurun dalam suatu suku. Contohnya, upacara pembakaran mayatdi Bali. Secara umum, perbedaan adat istiadat menunjukkan perbedaan kebudayaan yang tampak dari pola perilaku atau gaya hidup.

2. Bahasa Daerah

Tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah tertentu. Sebagai contoh, suku Jawa dalam melakukan percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Suku bangsa lainnya pun menggunakan bahasa daerahnya.

3. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan sistem keturunan yang dianut oleh suku bangsa tertentu berdasarkan garis ayah, garis ibu, atau keduanya. Adapun tiap-tiap suku bangsa di Indonesia mempunyai sistem kekerabatan yang berbeda-beda.

4. Ciri Fisik

Ciri fisik menjadi unsur pembeda suatu suku. Ciri fisik menunjukkan ras nenek moyangnya. Secara umum terdapat empat ras, yakni Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan ras khusus seperti suku Vedoid.


SEJARAHNYA

Bhinneka Tunggal ika adalah karya sastra agama atau Kakawin Jawa Kuno yang bernama Kakawin Sutasomo yang dikarang oleh Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Prabu Rajasanagara atau yang dikenal Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14. Pada mulanya kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sastra tersebut adalah bentuk rasa toleransi dari Mpu Tantular yang merupakan penganut Buddha Tantrayana yang hidup dilingkungan kerajaan majapahit yang beragama Hindu-siwa.

Kerajaan Majapahit pada waktu itu dikenal memiliki keragaman masyarakat dari kepercayaan yang dianut dan orientasi bangunan yang berupa candi. Masyarakat Majapahit tidak hanya menganut agama Hindu dan Buddha, tetapi juga ada yang memuja roh-roh leluhur. Di dalam buku yang berjudul ‘meluruskan sejarah majapahit’ karangan Irawan Joko Nugroho, menyatakan bahwa Mpu Tantular adalah sosok yang terbuka pada agama lain terutama Hindu-Siwa. Ia adalah sosok yang memiliki pandangan tentang nilai-nilai agama secara luas. Hal tersebut terlihat dari kakawin Sutasomo, karyanya yang terkenal dan karya lain yaitu kakawin Arjunawijaya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diyakini merupakan hasil pemikiran cemerlang dari sosok Mpu Tantular, yang hingga pada masa itu kerajaan Majapahit mampu menyatukan Nusantara.

Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang Pancasila yang dirancang oleh Sultan Hamid II (1913-1978) pertama kali resmi digunakan dalam sidang kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 11 Februari 1950. Tokoh yang pertama kali mengusulkan penggunaan kata Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Republik Indonesia kepada Presiden Soekarno adalah Mohammad Yamin. Menurutnya, kutipan dalam karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok untuk diimplementasikan dengan kehidupan pada saat itu, tidak hanya tentang perbedaan kepercayaan, tetapi juga tentang perbedaan sudut pandang ideologi, suku, ras, golongan dan etnik.

sumber tulisan disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar