Selasa, 02 Februari 2021

Manfaat Perpindahan Kalor


 A. Perpindahan Kalor pada Setrika Listrik

Perpindahan kalor sangat banyak penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari yang paling sederhana, seperti penggunaan setrika. Secara umum, pengertian kalor adalah sejumlah energi yang berpindah dari suatu sistem ke lingkungan atau sebaliknya, yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu. Setrika mengubah energi listrik menjadi energi panas.

Setrika menyalurkan panas untuk memudahkan dalam menghaluskan permukaan pakaian. Energi panas diperoleh dari perubahan energi listrik. Tentunya perubahan energi listrik dalam setrika tidak terjadi begitu saja. 

Ada beberapa komponen yang mendukung cara kerja setrika listrik sehingga dapat menghasilkan panas. Saat setrika dialiri arus listrik, elemen pemanas dalam setrika akan mengubah energi listrik menjadi energi panas. Panas tersebut disalurkan secara konduksi menuju alas setrika sehingga setrika listrik siap digunakan. 

Ketika panas yang dihasilkan Setrika listrik telah mencapai titik tertentu, arus listrik akan otomatis terputus sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan pada elemen pemanas. Hal ini untuk mencegah elemen pemanas mengalami kerusakan maupun terbakar.


B. Cara Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi dari suatu tempat atau ruang dapat dicegah dengan cara mengisolasi ruang tersebut. Manfaat penerapan konsep perpindahan kalor maupun pencegahannya dapat ditemui pada beberapa peralatan rumah tangga sebagai berikut.

1. Termos merupakan alat yang dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Prinsip kerja termos adalah mencegah terjadinya perpindahan kalor dengan cara mengisolasi ruang di dalam termos tersebut. Dinding permukaan bagian dalam termos dibuat mengilap dengan lapisan perak agar daya serap dan daya pancar terhadap kalor sangat rendah. 


Dengan demikian, kalor dari air panas tidak diserap dinding tersebut sehingga tetap panas. Dinding dibuat berlapis dua, di antaranya terdapat ruang hampa untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi maupun konveksi. Dengan demikian, air yang tersimpan dalam termos tetap panas dalam jangka waktu lama.

2. Setrika mengonduksi kalor pada pakaian yang disetrika. Pegangan setrika terbuat dari kayu atau plastik sebagai isolator sehingga tangan tidak terasa panas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar