Minggu, 21 Februari 2021

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

 



Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia tersebut. Belanda ingin menguasai kembali Indonesia dengan membonceng Sekutu yang diwakili oleh Inggris untuk melucuti tentara Jepang yang sudah menyerah kalah. Bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara dengan perang maupun diplomasi. Akhirnya usaha-usaha tersebut berhasil dengan diakuinya kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949

Ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, banyak pihak asing yang tidak menyetujuinya. Pihak-pihak tersebut, antara lain Sekutu, terutama Belanda dan Inggris. Demikian pula dengan Jepang, banyak tentara Jepang yang masih tersisa di Indonesia belum mengetahui jika mereka telah kalah dan menyerah kepada Sekutu. Mereka juga belum tahu bangsa Indonesia telah merdeka.

Belanda datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Inggris. Inggris merupakan perwakilan Sekutu di Asia Tenggara. Tentara Inggris ini diberi nama AFNEI yang dipimpin oleh Jenderal Sir Philip Christison. Tentara ini bertugas melucuti senjata tentara Jepang yang masih ada di Indonesia serta membebaskan tawanan perang Sekutu.

Kedatangan Inggris yang ternyata juga diboncengi tentara sipil Belanda yang disebut NICA ditentang oleh rakyat dan pemerintahan Indonesia. Mereka tidak menghormati kedaulatan negara Indonesia. Perlawanan terjadi di mana-mana. Perjuangan rakyat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua ca7a, yakni perlawanan fisik dan diplomasi. Perlawanan fisik dilakukan dengan kontak senjata. Adapun perlawanan dengan diplomasi dilakukan melalui meja-meja perundingan. 


Perlawanan fisik dilakukan di berbagai daerah, antara lain:

1.  Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang kemudian setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

2. Palagan Ambarawa, terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah, yang kemudian setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. 

3. Bandung Lautan Api, terjadi pada tanggal 23 Maret 1946.

4. Medan Area terjadi pada tanggal 10 Desember 1945 karena orang-orang Belanda menginjak-injak bendera merah putih. 5. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.


Adapun perjuangan diplomasi dilakukan melalui perundingan.

1. Perundingan Linggarjati

Diadakan pada tanggal 10 November 1946 di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. Hasil perjanjian ini sebagai berikut.

a. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra.

b. Negara Indonesia Serikat terdiri atas negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan.

c. Negara Indonesia Serikat dan Belanda merupakan satu uni dengan nama Uni Indonesia-Belanda. Namun, Belanda mengingkari perjanjian dan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.


2. Perjanjian Renville

Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Adapun isi perjanjian ini sebagai berikut.

a. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra.

b. Semua pasukan Rl harus ditarik mundur dari wilayah Indonesia sampai diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan segera dibentuk. Namun, Belanda lagi-lagi mengingkari isi Perjanjian Renville dan melakukan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.


3. Perjanjian Roem-Royen

Diadakan pada tanggal 17 April 1949 di Jakarta. Indonesia diwakili oleh Moh. Roem dan Belanda diwakili oleh van Royen. Isi perjanjian ini sebagai berikut.

a. Pemerintahan Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.

b. Menghentikan gerakan militer dan mengembalikan tawanan.

c. Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.


4. Konferensi Meja Bundar (KMB)

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949. Delegasi yang hadir dalam KMB, yaitu:

a. Delegasi Rl dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta.

b. Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II.

c. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen.

d. Delegasi UNCI dipimpin oleh Chritchley.


Hasil-hasil KMB sebagai berikut.

a. Indonesia menjadi negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

b. Utang bekas pemerintah Hindia Belanda ditanggung oleh RIS.

c. RIS dan Kerajaan Belanda bergabung yang merupakan Uni Indonesia-Belanda.

d. Pengakuan kedaulatan dilaksanakan akhir tahun 1949.

e. Penyerahan Irian Barat dilaksanakan satu tahun setelah KMB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar